Tuesday, January 15, 2008

Di balik kesunyianku

Di balik kesunyianku ada kesunyian yg lain, penghuninya adl kesendirianku yang berkerumun seperti pasar dan kesenyapanku bising oleh suara-suara.
Terlalu muda dan gelisah aku mencari-cari di atas kesunyian. Suara-suara dari lembah nun jauh masih terngiang di telingaku, dan bayangannya menghalangi jalanku hingga aku tak dapat pergi.

Di antara bukit-bukit itu ada hutan yang amat elok, penghuninya adalah kedamaianku dari angin puyuh…dan keelokanku, dialah khayalan.
Terlalu muda dan terlalu liar aku mencari hutan suci itu. Rasa asin darah masih melekat di bibir, busur serta anak panah nenek moyangku masih ku genggam namun aku tak mampu pergi.
Di balik diriku yang terkurung ini. Hidup diriku yang bebas, yang baginya mimpi-mimpiku adalah medan perang di waktu malam dan hasrat-hasratku adalah tulang-tulang yang gemeretak.
Terlalu muda dan kejam untuk aku untuk menjadi diri yang bebas
Dan bagaimana aku menjadi diri yang bebas bila aku tak membunuh diriku yang terkurung ini, atau bila semua manusia tak bebas..??
Bagaimana daunku bisa terbang bernyanyi bersama angin bila akarku masih menancap dalam tanah?
Bagaimana elang dalam diriku dapat membumbung menuju matahari sbelum anak-anakku meninggalkan sarang yang kubangun dengan paruhku ini untuk mereka..??

Eforisme
Rumahku berkata padaku, “jangan tinggalkan diriku…karena disinilah tinggal masa lalumu..”.
Dan jalan berkata padaku, “ mari ikuti aku…karena akulah masa depanmu..”.
Dan aku berkata pada rumah dan jalan, “ aku tidak memiliki masa lalu, juga tidak kumiliki masa depan. Bila aku tinggal disini, aku pergi sementara aku tinggal, dan bila aku pergi..aku tinggal sementara aku tinggal, Hanya kasih dan mati yang mengubah segalanya”.

Realitas seseorang itu bukan pada apa yang dibukakannya kepadamu…tetapi pada apa yang ditutupinya darimu.
Karena itu jika kau ingin memahaminya..jangan dengarkan apa yang dikatakannya tetapi pada apa yang tidak dikatakannya.

Kebijaksanaan tidak lagi merupakan kebijaksanaan bilamana ia terlalu angkuh untuk menangis, terlalu serius untuk tertawa, dan terlalu egois untuk melihat yang lain kecuali dirinya sendiri.
Seandainya aku mengisi diriku sendiri dengan semua yang kamu ketahui, ruang apa yang harus aku miliki untuk menampung semua yang tidak kamu ketahui…??

Guna memahami hati dan pikiran seseorang jangan melihat pada apa yang sudah diperolehnya..melainkan pada apa yang diinginkannya.

Orang yang paling baik adalah yang tersipu ketika kamu memujinya dan berdiam diri ketika kamu mencelanya.

Mereka katakan jika orang memahami dirinya, dia memahami semua orang. Tetapi aku katakan padamu, bila orang mencintai seseorang, dia belajar sesuatu mengenai dirinya sendiri.


From : Spiritualitas anak cucu Adam – Kahlil Gibran


No comments: